Setelah mendulang kesuksesan sebagai penyanyi dangdut muda, Lesti akhirnya merenovasi rumah "gubuk"nya di Cianjur dan membeli rumah baru di Tangerang Selatan. Setelah menjadi juara, Lesti juga membintangi beberapa judul film televisi di Indosiar dan SCTV bahkan beberapa penghargaan. Hadiah uang tunai yang diperolehnya sedianya akan digunakan untuk keperluan keluarga dan pengobatan sang ayah, Endang Mulyana, yang menderita kanker sejak Lesti berusia 2 tahun. Mereka menyuarakan kemenangannya.ĭi balik luapan rasa bahagianya, ada sepotong harapan mulia di hati Lesti. Di malam itu pula, ia berkesempatan merilis single terbarunya yang berjudul "Kejora" ciptaan Nur Bayan dan seketika riuhnya eforia para pendukungnya menggema. Tentu hal itu tak pernah dibayangkan Lesti dan keluarganya, mengingat kehidupan mereka yang sederhana di kampung halaman. Di panggung konser kemenangan itu, Lesti menerima hadiah uang tunai senilai 100 juta dan sebuah mobil. Pasalnya, ketika mengikuti audisi ia melihat banyak peserta yang jauh lebih dewasa dengan talenta yang menurutnya lebih baik darinya. Mengungkapkan kebahagiaannya, Lesti tak menyangka dirinya dinobatkan sebagai bintang dangdut masa depan. Setelah melalui babak demi babak di panggung D'Academy, akhirnya Lesti dinobatkan menjadi juara 1 di konser kemenangan setelah mengalahkan pesaingnya Nur Aty dari Selayar. Tak terbersit di benaknya bahwa kehidupannya akan berubah drastis.īisa pentas di atas panggung besar dengan pakaian mewah nan gemerlap, dielu-elukan penonton dengan berbagai atribut dukungan bagi dirinya merupakan hal-hal yang tidak pernah terbayang sebelumnya. Sejak berangkat ke Jakarta, ia tak menyimpan harapan muluk-muluk. Pada usia 14 tahun, waktu masih duduk di bangku kelas 2 SMP di Cianjur, Lesti mengikuti audisi D'Academy di Bandung dan ia akhirnya mendapatkan Golden Ticket untuk langsung mengikuti konser nominasi di studio Indosiar.Įndang pun mengucap syukur karena Lesti mampu melewati setiap babak dalam kontes tersebut. Lesti mulai bernyanyi dangdut dari panggung ke panggung sejak kelas 2 SD (usia 8 tahun). Meski tak tahu bakatnya diturunkan dari siapa, menyanyi adalah kesehariannya.
Sejak usia empat tahun, Lesti sudah belajar menyanyi lagu-lagu tradisional Sunda (Sinden). Lahir dari ayah bernama Endang Mulyana dan ibu Sukartini, Lesti adalah seorang gadis biasa yang hidup sederhana di desa yang dipandang sebelah mata oleh tetangganya. Perjalanan Karier Lesti Andryani (Lesti D'Academy) Hanya Tuhan-lah yang mampu menjamin hidup dan matimuīersujud dan memohon, berharaplah padaNya Manusia yang paling hanya mencintai tuhannyaīerharap pada manusia hanya kecewa yang kau dapat Khilaf itu pastikan ada, manusia tempatnya salah Waktu tak akan menunggu hingga sampai kau sadar
Hargailah hidup ini selagi kau masih bernafas Manusia yang paling mulia selalu menjaga hatinyaĭia sabar menerima cobaan yang Allah berikan
Yang kau bawa hanyalah amal selama di dunia Berdentam-dentam dentum hoi tingkah rebanaĭunia seakan hanya tentang uang dan hartaīagaimana agar kau mengerti, buka mata hatimuĭengar firman ilahi, ingatkah kau pada kematian